Rabu, 22 Juni 2011

MAKAN BUAH SEBELUM MAKAN NASI


Selesai makan siang biasanya kita akan mengantuk. Mengapa ini terjadi? Bisa jadi karena nasi yang kita ambil terlalu banyak atau juga karena langsung makan buah setelah makan nasi. Lho kok? Bukankah makan buah itu sehat dan dianjurkan? Dalam jamuan prasmanan baik di rumah ataupun di pesta pernikahan, biasanya susunan penyajian buah berada setelah lauk pauk dan kerupuk. Dan orang yang mengambilnya pun akan mengikuti mengambil buah setelah mengambil lauk pauk dan begitu juga urutan makannya.

Selama ini paradigma makan buah langsung setelah makan masih menjadi habit atau kebiasaan yang belum hilang di kalangan masyarakat. Padahal pola makan ini tidak baik untuk kesehatan. Orang menganggap mengonsumsi buah setelah makan akan sangat baik, karena buah adalah pencuci mulut yang alami, padahal makan buah sesudah makan akan membuat perut menjadi kembung karena dipenuhi dengan udara.

Menurut ilmu biologi, setelah nasi masuk ke dalam tubuh maka akan diproduksi L-Tryptophan, yaitu asam amino yang menjadi bahan dasar terbentuknya niacin, vitamin B. Niacin sendiri akan dipakai untuk membuat serotonin, zat penhantar sinyal di otak yang dapat menimbulkan perasaan nyaman dan menyebabkan kita jatuh tertidur. Makanan yang kaya karbohidrat seperti nasi, akan merangsang pankreas untuk memproduksi insulin, yang akan menyimpan makanan dalam tubuh.



Beberapa asam amino lain yang tadinya terkandung di dalam darah bersama-sama dengan L-Tryptophan, akan masuk ke dalam sel otot. Akibatnya, akan terjadi peningkatan pada konsentrasi relatif L-Tryptophan dalam darah dan serotonin yang terbentuk membuat kita mengantuk. Itulah mengapa sebabnya setelah makan berat biasanya kita akan mengantuk dan ingin tidur. Perlu diingat, buah merupakan bahan makanan yang mengandung fruktosa sehingga dapat pula menimbulkan peningkatan kadar insulin. Dan untuk  itu, makan buah dianjurkan sebelum makan nasi karena untuk menghindari kerja berat dari pankreas.

Jika makan nasi lebih dulu, pankreas akan bekerja berat untuk mengolah nasi dan protein yang ada dalam lauk pauk dan memerlukan waktu berjam-jam. Sehingga, jika buah dimakan setelah makan nasi, maka buah yang sudah berada di dalam perut akan mengalami antrian yang panjang untuk diproses sehingga menjadi busuk. Karena sifat buah yang tak bisa bertahan lama.

Kita tentu pernah melihat apel yang sudah terkelupas kemudian terlalu lama dibiarkan maka lama-lama akan kuning dan bisa membusuk. itu hanya didiamkan dan hanya terkena udara. lalu bagaimana jika dicampur olahan makanan di dalam perut kita? sudah pasti lbih dulu membusuk sebelum dapat di proses.

Pola makan buah sebelum makan nasi ini juga diterapkan oleh Rasulullah SAW. Tak heran, selama hidpnya Rasul terkenal tak pernah sakit, karena menjalankan pola hidup sehat salah satunya dengan menerapkan pola makan buah sebelum makan nasi. Hal menarik yang dilakukan Dr. Stephen Carr Leon yang untuk keperluan thesisnya pernah melakukan pengamatan selama 8 tahun di Israel. Ia mendapatkan hasil bahwa orang Yahudi (Israel) terkenal cerdas karena salah satunya mereka sangat menjaga pola makan, yaitu dengan membiaskaan makan buah sebelum makan nasi. Selain juga mereka sangat menjaga prinsip untuk tidak makan daging dna ikan secara bersamaan. Andang Gunawan (pencetus Food Combining Indonesia) dalam sebuah seminar mengungkapkan bahwa orang yang ingin makan buah setelah makan besar, hanya akan efektif bila buahnya di makan setelah 5-8 jam (tergantung apa yang ia makan). Karena perut/lambung kita akan mencerna akan besar yang kita makan lebih dulu. Dengan enzim yang berbeda-beda dan kondisi yang juga berbeda-beda, untuk lemak, untuk protein, dsb. Semakin campur aduk makanan yang kita konsumsi, akan semakin lama mencernanya.

Andang juga menganjurkan agar mengonsumsi buah sebelum makan besar, paling tidak 15 menit sebelumnya. Ini akan memberi kesempatan lambung untuk mencerna buah itu lebih dulu. Dan kenyataannyaproses mencerna buah hanya membutuhkan waktu kisaran di bawah 30 menit. Lebih mudah dan cepat dicerna, tentu akan lebih baik jika buah dimakan dalam bentuk jus, tapi harus tanpa es. Kenapa tanpa es? Karena reaksi atau proses pencernaan akan berlangsung lebih efektif jika dlaam kondisi yang tepat, dan suhu yang tepat pula yaitu suhu badan.

Buah yang kita pilih pun sebaiknya yang tidak terlalu matang (terlebih hampir 'mbelnyek' atau bususk). Karena pada buah matang yang sudah terjadi proses fermentadi dalam buah, yang cenderung menghasilkan turunan etanol/ alkohol. Lebih manis sih rasanya.. tapi tujuan sejati mengonsumsi buah untuk mendpaat manfaat menyehatkan tentunya jadi tidak tercapai. Sementara buah yang terlalu muda pun belum terlalu maksimal kandungan gizinya.

Minum jus juga tidak bisa dibiarkan terlalu lama, atau misalnya disimpan di lemari es lebih dulu. Saat membuat jus buah/sayur diupayakan harus habis diminum saat itu juga. Mengapa? Karena bagian buah yang sudah terpecah-pecah, akan memudahkan kandungan gizi didalamnya, seperti vitamin, antioksidan, akan cepat rusak/hilang. Semakin lama dibiarkan, tentu proses kerusakan akan lebih besar.

Jadi bisa disimpulkan, mengonsumsi buah agar bermanfaat maksimal paling tidak meliputi 3 hal yang harus diperhatikan :
1. Waktu konsumsinya tepat, sebelum makan besar (paling tidak 15 menit), bukan setelah makan
2. Pemilihan buah yang pas, tidak terlalu matang, tidak terlalu mentah
3. Makan buah dalam bentuk jus lebih cepat di proses oleh pankreas dibandingkan dengan buah yang masih utuh, dan
4. Prose pembuatannya (jus) menggunakan alat jus yang menjamin kandungan gizinya terjaga)
www. esq-news.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar